Faktor Penyebab Apartemen LRT City Sepi Pembeli
Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek bakal segera beroperasi dalam waktu dekat. Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal moda transportasi anyar itu bareng para artis dan influencer untuk meningkatkan popularitasnya. Namun sayangnya segera beroperasinya LRT Jabodebek belum memberi dampak signifikan ke penjualan apartemen nempel stasiun (TOD) yang dibangun PT Adhi Commuter Properti (ADCP) yaitu anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
"Kalau dilihat penjualan unit apartemen TOD juga belum terlalu seperti yang diharapkan alias seret" kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto kepada Viva Living Center.
Ada banyak faktor yang membuat penjualan unit apartemen TOD yang nempel stasiun LRT Jabodebek belum begitu moncer dan tidak seindah yang diharapkan yaitu antara lain adalah
- Faktor operasional LRT Jabodebek yang sudah beberapa kali tertunda dan meleset realisasi operasinya. LRT Jabodebek ini tertunda-tunda terus sehingga confidence orang akhirnya mengalami penurunan drastis. Itu sangat pengaruh terhadap minat beli dan investasi walaupun sebenarnya itu hanya masalah waktu akan tetapi orang jadi tidak terlalu tertarik untuk saat ini.
- Faktor lainnya adalah fasilitas penunjang dan keberadaan pusat ekonomi di sekitar kawasan TOD yang belum terlalu lengkap sehingga memberikan kesan bahwa apartemen ini berada dipinggiran dengan harga pusat kota dan satu satunya nilai tambah hanyalah LRT yang tidak kunjung beroperasi
- Faktor kualitas bangunan. Para investor tentu tak hanya melihat soal akses ke transportasi umum tapi juga kualitas bangunannya. Sekarang kalau kita lihat ada beberapa LRT City yang dikembangkan belum beroperasi saja sudah banyak yang defect bangunannya. Bisa dilihat sendiri lah di beberapa proyeknya belum jadi saja udah seperti itu. Kita tahulah untuk apartemen di segmen ini hingga saat ini belum ada yang kualitasnya memuaskan yang menyebut affordable dari sisi kualitas belum sesuai espektasi.
- Faktor mahalnya tarif LRT yang tidak sesuai bagi target market dari apartemen yang dibangun di kawasan TOD tersebut seperti yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi
Tarif LRT Masih Kemahalan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons soal tarif LRT Jabodebek yang dinilai terlalu mahal. Menurutnya bila masih dinilai terlalu mahal maka tarif LRT Jabodebek perlu disubsidi. Tarif LRT Jabodebek ditetapkan minimal Rp 5.000 untuk 1 kilometer (km) pertama dan Rp 700 per km berikutnya. Tarif tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 67 Tahun 2023.
Bila disimulasikan, tarif maksimal untuk LRT Jabodebek Rp 25.000. Itu dihitung dari lintasan terjauh dari arah Bekasi ke Dukuh Atas yang panjangnya mencapai 29,54 km. Sementara itu kalau Cibubur - Dukuh Atas tarifnya Rp 22.000-an dengan panjang lintasan 25,94 km.
"Oleh sebab itu perlu PSO, subsidi," kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Menurut Jokowi, semua transportasi umum, baik LRT, TransJakarta, Commuter Line, dan lain sebagainya memang perlu mendapat subsidi. Hal ini dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Akan tetapi tidak dijelaskan bagaimana cara membatasi pemakaian kendaraan roda empat yang paling banyak menghabiskan volume ruas jalan di Jabodetabek.
"Baik yang namanya kereta bandara, baik yang namanya TransJakarta, KRL, baik yang namanya kereta api, baik yang namanya LRT, baik yang namanya MRT, baik namanya Kereta Cepat, semuanya harus ada subsidinya," ujar Jokowi. "Karena itu bisa narik orang dari mobil pribadi masuk ke moda transportasi massal," pungkasnya.
Daftar Apartemen Yang Terkoneksi Dengan LRT
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mempersiapkan fasilitas pendukungnya di sekitar jalur moda transportasi ini. Di antaranya hunian, perkantoran dan komersial area yang direalisasikan melalui kehadiran PT Adhi Commuter Properti (ACP) yaitu anak usaha ADHI, dengan mengusung brand LRT City.
ACP secara khusus bergerak di bidang property, town management & support. Dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) maka salah satu ciri khas dari setiap produk properti ACP adalah terintegrasi langsung dengan stasiun LRT dan fasilitas transportasi umum lainnya. Berikut ini 8 kawasan LRT City yang telah dikembangkan oleh PT ACP:
- LRT City Bekasi Timur - Eastern Green
- LRT City Bekasi Timur - Green Avenue
- LRT City Sentul - Royal Sentul Park
- LRT City Jatibening Baru - Gateway Park
- LRT City Jakarta - Urban Signature
- Cisauk Point, Member of LRT City (Cisauk)
- MTH 27 Office Suites (MT Haryono)
- LRT City MT Haryono - The Premiere MTH
Selanjutnya proyek pengembangan ACP akan berada di kawasan Cibubur dan beberapa titik di Bogor dengan luas lebih dari 100 hektar. ACP akan selalu berinovasi melalui pembangunan kawasan hunian yang bertujuan untuk meraih hidup yang lebih berkualitas.
ACP menyatakan konsep TOD sendiri terdiri dari lima value konsep yaitu antara lain :
- Pertama adalah konsep kemudahan menjangkau area kawasan oleh pejalan kaki dan pesepeda.
- Kedua adalah konsep densify dimana kawasan hunian dikelola secara efisien, padat dan menyeluruh.
- Ketiga yaitu konsep penerapan mixed-use development atau pembauran fungsi dan kegiatan yang bertujuan mengoptimalkan fungsi tata guna kawasan.
- Keempat adalah konsep shift & transit, sudah saatnya kita tinggalkan kendaraan pribadi, maka LRT City mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum massal, berjalan kaki atau bersepeda.
- Kelima atau yang terakhir adalah konsep connect yang merupakan kehebatan konsep TOD yang mampu menciptakan jaringan jalan yang saling terhubung secara sistematik dengan perencanaan pembangunan layanan transportasi publik.
Sebelumnya, masyarakat Jabodebek sebentar lagi bisa menikmati moda transportasi Light Rail Transit (LRT). Kepastian tersebut didapatkan setelah PT INKA (Persero) telah mulai mengirim rangkaian kereta LRT dari Madiun ke Depo Sementara LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti, Cibubur. Suksesnya pengiriman tersebut berkat kerjasama PT INKA (Persero) dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. yang memastikan keamanan pengiriman rangkaian kereta saat melintasi tol Trans Jawa.
Proses pengangkatan rangkaian LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti berhasil diselesaikan pada Minggu (13/10/2019), dengan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Untuk selanjutnya akan dilakukan tahap uji coba. Sampai dengan 4 Oktober 2019, perkembangan pembangunan LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 66,13%.