Harga Rumah Di Balaraja Melonjak Hingga 200 Persen Setelah Proyek MRT Fase 3 Diumumkan
Harga tanah di Balaraja, Banten merangkak naik perlahan, potensinya bakal terus naik setelah adanya pembangunan MRT Fase III. Mulanya pada beberapa tahun lalu maka harga tanah di wilayah ini masih murah di kisaran puluhan ribu namun kini sudah merangkak naik hingga jutaan rupiah. Pengembang memperkirakan bahwa kenaikannya tergolong besar maka masyarakat pun perlu merogoh kocek lebih dalam untuk membeli properti.
"Kenaikan harga lahan jauh lebih baik karena kami optimis 30 - 40 persen dari sebelumnya terutama di timur karena pembeli rumah timur kebanyakan sebagian besar orang timur juga. Cikarang dan sekitarnya ada 2,3 juta tenaga kerja industri, potensial sekali," kata Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie.
Pengembang bakal memanfaatkan potensi besar itu untuk menjual propertinya dengan harga tinggi. Pasalnya selama ini ada kecenderungan bahwa akses transportasi di sekitar kota penyangga masih belum optimal karena hanya mengandalkan jalan tol yang selalu sering macet. Adanya MRT East West Line menjadi solusi bahwa harga tanah bisa tambah terdongkrak.
Banyaknya tumbuh rumah murah di kawasan pinggiran Jakarta yang menjadi alternatif lokasi pembangunan rumah murah tapi sayang kondisinya tidak terawat dan bahkan menjadi bangunan tak bertuan karna banyaknya pengembang yang tidak dilanjutkan karna masih kurangnya minat pembeli dan akses jalan yang masih susah.
Baca Juga :
Contoh Surat Kuasa Pengambilan Sertifikat Rumah dan Apartemen
"Saya optimis ini akan membuka akses yang menjadi lebih baik, artinya orang untuk commuting dari pinggiran ke pusat kota yang selama ini terganggu, di timur tersedia KRL itu perlu waktu tunggu lama bisa 1/2 jam lama sekali dengan MRT bisa lebih cepat 10 menitan bisa bantu perkembangan waktu" imbuhnya.
Daya tarik itu bisa membuat orang lebih berminat untuk memesan rumah di kawasan timur Jakarta seperti kawasan Cikarang hingga Karawang. Berbeda dengan koridor barat yang sudah jauh lebih laku dengan mengandalkan area Serpong.
"Market orang Jakarta ini sangat kuat untuk membeli rumah di timur, ini yang diambil oleh orang barat, orang barat 50 persen marketnya dari Jakarta, nah ini yang ngga diambil timur karena masih mengandalkan KRL, ini buat kita optimis dengan MRT East West Line" sebut Hari.
Sementara Ketua Asosasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Banten Vemby Intan mengatakan kalau developer harga Rp 3 - 4 juta per meter persegi itu yang dijual tanah matang, ada fasilitas, punya infrastruktur, jadi sudah ada got, infrastruktur, jalanan, jalur kabel listrik oleh developer.
Baca Juga :
Apartemen Semakin Diminati Oleh Generasi Muda
Harga tanah yang dibanderol tersebut umumnya berada di area yang dekat dengan jalan raya. Beberapa area pendukung pun sudah tersedia sehingga harganya mulai merangkak naik. Apalagi jika posisinya mendekati area timur seperti Cikupa. Bukan tidak mungkin area ini bakal menjadi The Next Serpong.
"Kalau area prime, dekat ke depan, harganya mulai lumayan karena kenaikannya cukup tinggi. Ring 2 serpong jadi area yang dekat, Pagedangan sampai Cikupa dekat area Lippo, sudah lumayan mahal, jadi next area kan, baru lanjut Cikupa, Balaraja jadi pelan-pelan merambah naik" imbuhnya.
Namun, tidak semua jenis tanah di Balaraja dibanderol dengan harga tersebut. Beberapa wilayah lain pun ada yang masih di bawahnya. "Yang mentah antara Rp 1 - 2 jutaan, berarti tanah mentah yang dibeli developer atau ditawarkan mentah," sebutnya.
Baca Juga :
Tata Cara Yang Benar Untuk Beli Rumah Over Kredit
Namun jangan khawatir jika belum memiliki budget tersebut, masih ada harga tanah di bawah itu, yakni berkisar di ratusan ribu. "Tergantung area, kalau lebih dalam, tidak nempel jalan utama, ngga terlalu depan masih banyak di bawah sejuta. Rp 500-600 ribu per meter persegi masih ada, jadi tanah mentah yang belum digarap." ungkapnya lebih lanjut
Harga tanah di Balaraja diprediksi bakal terus melejit. Alasannya karena pemerintah mulai tahun depan akan membangun mega proyek MRT Fase III yang tersambung antara Balaraja hingga Cikarang (East West). Proyek yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 160 triliun ditargetkan akan rampung sepenuhnya pada tahun 2032 mendatang.