Harga Rumah Dekat Kuburan Umumnya Lebih Rendah Hingga 25 Persen
Ada berbagai fakta terkait rumah dekat kuburan yang berkembang di Indonesia. Salah satunya yaitu yang sering dibicarakan adalah rumah dekat kuburan susah dijual kalaupun ingin cepat laku harganya harus lebih rendah dari harga pasaran. Salah satu warga yang tinggal dekat pemakaman umum Ciputat di Tangerang Selatan, Yati menampik kabar tersebut. Menurutnya masih ada orang yang mencari tanah atau rumah yang dijual di sekitar tempatnya. Apalagi lokasinya dinilai strategis walaupun dekat pemakaman.
"Ya masih sih kalau ada yang jual, ibaratnya, masih ada. Alhamdulillah lancar - lancar aja," tuturnya kepada Viva Living.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Suryadi selaku Ketua RT 012 RW 10 Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia menuturkan, walau daerahnya sangat dekat dengan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir namun hal ini tidak menyurutkan minat calon pembeli tanah maupun rumah.
"Ada juga banyak yang mau beli karena kan memang bagus. Selling pointnya adalah adanya makam Bung Hatta itu kan yang bikin top TPU Tanah Kusir ini" tuturnya. Selain itu, menurutnya sudah tidak banyak warga yang menganggap ngeri TPU Tanah Kusir atau banyak hantunya. Sebab sudah tak semenyeramkan dulu. "Orang nggak takut karena kan lampu sudah pada terang, ada lampu. Sudah kayak siang, lampunya terang banget" katanya.
Meski dekat makam maka harga tanah di sekitarnya dinilai masih tumbuh. Di daerahnya harga tanah ditaksir hingga Rp 15 juta per meter. "Kalau di depan pinggir jalan ini (Jalan Nimun Raya) sekitar di atas Rp 30 juta per meter persegi. Kalau yang di pinggir makam situ start Rp 15 jutaan akan tetapi murahlah karena makam" ungkapnya.
Jika dilihat dari berbagai situs properti maka harga tanah di Kebayoran Lama sekitar Rp 20 juta per meter persegi. Naik dari yang sebelumnya sekitar Rp 19,4 juta per meter persegi.
Badriah yang rumahnya dekat TPU Tanah Kusir menambahkan bahwa alasan lainnya banyak orang yang ingin tinggal di daerah sekitar pemakaman tersebut karena memiliki akses air bersih yang bagus karena daerah pemakanan itu sebenarnya juga memiliki fungsi daerah resapan air.
"Justru kita dipanggil kampung Perigi karena airnya paling bagus daripada di bawah-bawah ini airnya pada berminyak, kalau kita paling atas airnya paling bagus" ujarnya.
"Nggak ngaruh dengan harga tanah dekat kuburan kecil karena kita strategis. Rumah sakit dekat, kemal blok M atau Gandaria City juga nggak begitu jauh sekolahan semuanya dekat" paparnya. Justru ada banyak orang yang mencari kontrakan atau kos-kosan di dekat TPU. Sebab dekat dengan tempat kuliah atau kerja.
Ia menambahkan kini tak ada lagi image TPU Tanah Kusir itu menyeramkan. Hal itu karena sudah ramai penduduk di sekitarnya serta di area TPU Tanah Kusir memiliki penerangan yang baik. "Ramai ada penjaganya, sekarang kan sudah dikasih penerangan kecuali waktu listrik padam gitu" ujar Badriah.
Suka Duka Tinggal Dirumah Dekat Kuburan
Rumah yang berada di dekat kuburan atau pemakaman seringkali dipersepsikan dengan lingkungan yang sepi, sunyi dan menyeramkan. Terkadang justru orang-orang enggan melewati jalan dekat kuburan.
Setelah mencoba untuk menelusuri rumah-rumah yang berada di dekat kuburan. Salah satunya yaitu rumah di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ada sebuah gang tak jauh dari TPU Tanah Kusir yang di dalamnya terdapat permukiman padat penduduk. Rumah-rumah ini berjejer di Jalan Nimun Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Jalanannya cukup sempit dan hanya muat untuk 1 mobil. Jika ada mobil papasan, maka salah satunya harus meminggirkannya ke rumah warga. Meski sempit, jalanan di situ cukup ramai dilalui kendaraan. Sebab, seringkali digunakan sebagai jalan alternatif untuk menghindari macet terutama saat jam berangkat dan pulang kantor. Pada samping kanan-kiri jalan, ada beberapa pedagang yang menjajakan dagangannya seperti es kelapa, bakso, hingga pembuat batu nisan.
Tidak hanya rumah biasa, di dalam Jalan Nimun Raya juga terdapat rumah-rumah besar dan bertingkat yang mewah. Bahkan ada beberapa cluster kecil juga di sana.
Di Jalan Nimun Raya, ada beberapa gang yang berbatasan langsung dengan TPU Tanah Kusir. Salah satunya gang menuju rumah Badriah, salah satu warga RT 012 RW 10 yang dekat dengan TPU Tanah Kusir. "Jadi ini kan pemakaman, terus tembok, terus ada 4 rumah, baru rumah saya," tuturnya sembari membungkus hadiah untuk lomba 17-an.
Badriah telah tinggal selama 47 tahun di rumahnya itu. Menurutnya kini tinggal di dekat kuburan sudah tak sesepi dan semenyeramkan dulu karena di sekitar kuburan sudah dipasang lampu dan ada penjaganya.
"Makam itu kan kalau yang di TPU Tanah Kusir sekarang terang, lampunya ada, jadi nggak begitu seram. Yang agak seram itu yang dikuburan wakaf, itu agak-agak seram," tuturnya.
Selain dekat dengan TPU Tanah Kusir, terdapat makam lainnya yang disebut warga setempat sebagai makam wakaf. Dari informasi yang didapat, makam tersebut khusus untuk keluarga warga setempat saja. Badriah juga mengaku pernahi mengalami hal mistis.
"Kadang-kadang ada kadang-kadang nggak, itu kan percaya nggak percaya ya, namanya dekat kuburan," tuturnya. "Makhluk halus kan nggak bisa dilihat ya, tapi kalau dia tiba-tiba datang kan suka terasa, sekelebat gitu bayangan, gitu aja," sambungnya. Meski begitu, kebanyakan warga sudah terbiasa dengan hal itu. Rumah dekat kuburan bagi mereka sama saja dengan rumah-rumah yang lain.
Sementara di tempat lain, yaitu pemakaman umum di kawasan Jalan AMD V Ciputat, Tangerang Selatan, tak jauh berbeda dengan TPU Tanah Kusir. Kawasannya sering dilewati kendaraan dan kerap dijadikan sebagai jalur alternatif.
Pemakaman umum itu terletak di depan KB, TK, SD, SMP Bintang Kejora. Ketika memasuki Jalan AMD V, terdapat deretan rumah di sebelah kanan jalan. Semakin ke dalam, semakin padat pemukiman warga.
Jalanannya juga terbilang cukup kecil, hanya muat 1 mobil saja. Meski demikian, jalanan itu kerap dilalui bagi pengendara yang menuju Pasar Ciputat karena jalan utamanya sedang ada perbaikan.
Yati, yang sudah hampir 18 tahun tinggal di dekat pemakaman umum Ciputat, mengatakan tempat tinggalnya dekat dengan dua pemakaman umum. Satu dekat dengan jalan utama, tak jauh dari rumahnya, satunya lagi berada di bagian dalam Jalan AMD V.
Setali tiga uang, Yati juga mengaku sudah biasa hidup berdampingan dan dia tak pernah merasa diganggu. "Banyak di sini pemakaman, tapi sudah bersahabat alhamdulillah (nggak pernah diganggu)," ujarnya.