Kisah Tiga Desa Yang Dikelilingi Pantai Indah Kapuk 2
Desa Lemo, Teluknaga, Tangerang, Banten menjadi salah satu desa yang sebagian besar penduduknya harus kehilangan pekerjaan sebagai petani tambak akibat lahan yang dulu dipakai sebagai tambak kini telah menjadi perumahan Pantai Indah Kapuk 2 atau yang lebih dikenal dengan PIK 2. Salah satu warga Desa Lemo, Ana, merupakan salah satu pengepul ikan di sebuah tambak yang kini telah menjadi PIK 2. Namun ia harus merelakan usahanya tersebut karena lahannya terkena gusur untuk pembangunan PIK 2 beberapa tahun yang lalu.
"Kan dulu mah tambak banyak, yang dulu sebelum ditembokin. Tambak itu mah dulu, orang sini mah mudah nyarinya. Sekarang mah tinggal laut doang, jalannya sekarang sudah susah perahu, diusir lagi diusir lagi. Kalinya kan dipakai" ungkapnya.
Ia menuturkan saat ini keadaan laut pun juga sudah tidak memungkinkan untuk pergi melaut. Sebab ikan dan udang di dalam laut tersebut sudah semakin sedikit. Kini ia hanya tinggal di rumah saja sementara suaminya yang tadinya nelayan kini menjadi buruh di pabrik. Kondisi serupa juga dirasakan oleh Ketua RT 01 RW 11 Desa Lemo, Bakri. Ia bersama istrinya Rosidah, merupakan pengepul ikan di tambak yang kini telah menjadi PIK 2.
Namun ia harus tergusur karena tambak tempat mereka mengumpulkan ikan kini telah ada pembangunan PIK 2. Setelah itu ia sempat membuka toko sembako di rumahnya, namun kini sudah tutup. Saat ini, ia menjual gorengan di ujung Jalan Pipa, salah satu jalan penghubung Desa Lemo ke kawasan luar.
"Jualan gorengan sehari hasilnya sedikit paling omzetnya Rp 700 ribu atau Rp. 21 juta per bulannya. Kalau pas pengepul ikan ya lumayan banyak daripada jual gorengan" katanya.
Bakri juga menuturkan kalau daerahnya kerap terjadi banjir setelah ada tembok pembatas di PIK 2. Belum lagi kalau ada air pasang dari laut. "Kalau dulu belum ada bangunan mah, mana ada (air pasang). Tapi kalau air pasang dari air laut, cepat tirisnya, malam masuk pagi tiris. Lain lagi kalau air tawar itu bangsa 10 hari setengah bulan baru surut," tuturnya. "Dulu pernah masuk ke dalam rumah, setengah bulan baru kering. (Tingginya) sekitar sebetis," ujarnya.
Walau demikian, ia mengaku bahwa ketika musim kemarau, tempat tinggalnya tidak kesulitan air bersih. Sebab sebagian rumah di sana menggunakan sumur bor. Walaupun harus mengebor hingga kedalaman 120 meter agar air yang didapatkan bukan air asin dari laut.
Tembok pembatas sudah terlihat di Jalan Kp. Rw. Lumpang, Salembaran Jati, Kosambi, Tangerang, Banten. Jalanan di desa itu cukup kecil hanya cukup untuk satu mobil dan motor. Tembok pembatas PIK 2 itu berada di sebelah kanan jalan. Di bagian atasnya ada tanaman rambat. Kita terus menelusuri jalan tersebut hingga akhirnya menembus ke Jalan Pipa. Ketika memasuki jalan itu, tampak puing-puing bangunan, tumpukan sampah, dan semak belukar. Di ujungnya, tampak sebuah apartemen mewah.
Jalan di Desa Lemo ini cukup sempit karena hanya bisa masuk 1 mobil saja. Di bagian kanan ada tembok pembatas PIK 2 dan di sebelah kiri ada beberapa rumah yang sedang dibangun. Di desa ini terlihat cukup banyak rumah yang berdempetan. Sementara itu, jika ingin keluar kawasan ini, warga harus memutar lewat Jalan Kampung Melayu atau Jalan Pipa. Jarak keduanya cukup jauh maka dari itu sebagian besar warga memiliki sepeda motor untuk berkendara.
Sebagian Jalan Pipa sangat rusak. Aspalnya tidak rata, sehingga menyebabkan jalanan bergelombang. Di Jalan Pipa, terdapat beberapa jalan layang yang menuju ke PIK 2. Jalanan ini sangat sepi hanya ada beberapa motor yang berlalu lalang.
Di bagian samping kanan-kiri jalan ada tembok tinggi pembatas antara kawasan PIK 2 dan perkampungan sekitar. Di sebelah kanan jalan tampak 9 Tower Apartemen Tokyo Riverside yang telah selesai dibangun.