Pengaruh Feng Shui dalam Pemilihan Material Bangunan
Feng Shui, sebagai ilmu penataan yang berusaha menyelaraskan properti dengan kebutuhan penghuninya, sangat mempengaruhi pemilihan material bangunan. Proses ini tidak boleh dilakukan sembarangan, melainkan memerlukan perhitungan yang cermat. Sebagai aset berharga, properti harus ditangani dengan hati-hati agar nilainya dapat meningkat. Salah satu aspek penting dalam perencanaan ini adalah pemilihan material bangunan yang tepat dan berkualitas.
Lalu, bagaimana prinsip Feng Shui mempengaruhi pemilihan bahan bangunan dan apa saran Feng Shui yang perlu diperhatikan? Sebagaimana kita ketahui, Feng Shui berfokus pada keharmonisan antara manusia dan alam. Aspek sustainability atau keberlanjutan kini menjadi tren positif dalam arsitektur, yang tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pemilihan bahan bangunan melibatkan beberapa pihak, seperti produsen, pemilik, dan pengguna.
Mari kita bahas peran masing-masing pihak, dimulai dari produsen bahan bangunan. Mengacu pada kesepakatan Paris 2015 mengenai prinsip konstruksi berkelanjutan, salah satu prinsip utama adalah "building to net zero." Bahan bangunan berkelanjutan adalah salah satu dari tujuh prinsip tersebut.
Bahan bangunan berkelanjutan mencakup produk yang dipilih, diproduksi, dan diintegrasikan dengan cara yang efisien untuk mengurangi dampak lingkungan. Ini termasuk penggunaan material yang terbuat dari bahan terbarukan atau daur ulang, diproduksi dengan limbah minimal, dan dirancang untuk penggunaan jangka panjang serta dapat digunakan kembali. Meskipun bahan ramah lingkungan mungkin tidak selalu dapat menggantikan bahan tradisional secara langsung, saat ini banyak alternatif yang sesuai tersedia.
Prinsip keberlanjutan ini menuntut industri untuk mengubah pola pikir produsen dan meninggalkan kebiasaan lama. Inovasi dan kesadaran lingkungan dimulai dengan mencari alternatif produk yang lebih ramah lingkungan. Contoh bahan alternatif yang telah sukses digunakan dalam industri meliputi kayu legal, beton bertulang serat alami, geo-tekstil berbasis serat alami, dan bahan penyerap karbon.
Di masa depan, pemilihan bahan bangunan akan didorong oleh daya tahan, efisiensi energi, dan dampak lingkungan. Pemilik properti perlu mempertimbangkan keuntungan dari penggunaan material ramah lingkungan dalam proyek mereka. Manfaat utama dari bahan ramah lingkungan adalah pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Material ini sering kali terbuat dari sumber daya terbarukan, seperti bambu, plastik daur ulang, atau CLT (Cross Laminated Timber). Bahan-bahan ini memiliki jejak karbon yang lebih rendah dan dapat mengurangi limbah serta polusi.
Material ramah lingkungan juga dapat meningkatkan efisiensi energi bangunan. Misalnya, isolasi dari bahan daur ulang dapat mengurangi biaya pendinginan, sementara jendela dengan emisivitas rendah dapat membantu mengatur suhu ruangan.
Berbeda dengan bahan konstruksi tradisional yang dapat melepaskan bahan kimia berbahaya, bahan ramah lingkungan sering terbuat dari bahan alami dan non-toksik yang dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Selain itu, bahan ramah lingkungan biasanya lebih tahan lama daripada bahan tradisional, yang dapat mengurangi biaya pemeliharaan dan memperpanjang umur bangunan.
Dengan meningkatnya popularitas bangunan ramah lingkungan, penggunaan material yang bersahabat dengan lingkungan dapat meningkatkan nilai properti, karena semakin banyak pembeli yang mencari hunian atau bangunan yang berkelanjutan. Mengintegrasikan bahan bangunan berkualitas yang sesuai dengan prinsip Feng Shui akan memberikan manfaat tambahan berupa kinerja dan kualitas hidup yang optimal. Untuk penerapan yang tepat, konsultasikan dengan ahli di bidangnya.