PT. Kereta Api Indonesia Jalin Kerjasama Dengan Perumnas
Dari tahun ke tahun, Perumnas terus meningkatkan kualitas produk hunian terjangkau bagi masyarakat. Beberapa kawasan telah menjadi lokasi pembangunan hunian terjangkau Perumnas, seperti Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Hunian yang diciptakan tidak hanya konsep rumah tapak, tapi sudah berkembang hingga hunian terintegrasi transportasi.
Konsep yang dikenal dengan nama Transit Oriented Development (TOD) ini sedang dikembangkan di beberapa apartemen yang terintegrasi di tiga stasiun KRL yakni Mahata Tanjung Barat di Stasiun Tanjung Barat, Mahata Margonda di Stasiun Pondok Cina, dan Mahata Serpong di Stasiun Rawa Buntu. Terobosan hunian terintegrasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hunian di tengah kota pada masyarakat yang terus meningkat.
Selain di tiga stasiun tersebut, Perum Perumnas kembali menjalin kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengembangkan hunian terintegrasi lainnya. Penandatanganan kerjasama tersebut telah dilakukan sejak 28 September 2019 yang bertepatan dengan hari ulang tahun PT KAI.
Pembangunan hunian terintegrasi berikutnya yakni diawali dengan pendirian dua stasiun dekat dengan dua proyek Perumnas, yakni Perumnas Parayasa di Parung Panjang dan Perumnas di Kawasan Kota Mandiri Kuala Bekala, Deli Serdang Medan. Bambang Triwibowo selaku Direktur Utama Perum Perumnas menuturkan, kerjasama ini dilandasi dengan tingginya permintaan hunian terjangkau bagi masyarakat di kota besar selain Jakarta.
Sekitar 11.000 rumah di atas 200 hektar lahan akan menjadi target pengembangan di Perumnas Parayasa, Parung Panjang. Tahap pertama, sekitar 58 hektar lahan yang terdiri dari 6 cluster dengan total hunian sekitar 2.900 unit termasuk dalam area komersial.
Berikutnya, untuk proyek pembangunan di Kota Mandiri Kuala Bekala Medan akan dikembangkan sekitar 49 hektar dari 245 hektar lahan untuk tahap pertama. Adanya kerjasama dengan PT KAI ini akan membantu Perumnas dalam mewujudkan hunian terintegrasi yang memudahkan para penghuninya mengakakses kebutuhan sehari-hari. Selain itu, sistem konstruksi precast yang tahan gempa akan diterapkan pada dua proyek tersebut.
Konsep precast terus dikembangkan karena beberapa keuntungan seperti efisiensi biaya dan kecepatan dalam proses konstruksinya. Dengan begitu, masyarakat yang menjadi konsumen dari hunian terintegrasi akan cepat pula menikmati terobosan tersebut.