Survey REI : Penjualan Rumah Mewah 2023 Meningkat Tajam Sedangkan Apartemen Semakin Tidak Diminati
Pembangunan rumah menengah dan atas alias rumah mewah di DKI Jakarta mulai meningkat. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta. Dari hasil riset tersebut, sebanyak 55,52 persen pengembang yang tergabung dalam DPD REI DKI Jakarta sedang membangun perumahan menengah dan atas. Hal ini meningkat dibandingkan pada hasil survei serupa pada tahun 2020 yang hanya 34,1 persen pengembang yang membangun perumahan menengah dan atas.
Sementara itu, sebanyak 28,47 persen pengembang membangun perumahan bawah atau rumah sederhana tapak (RST), dan 10,32 persen pengembang sedang membangun apartemen jual.
Adapun, produk Realestat yang paling memberikan kinerja terbaik di tahun 2023 adalah perumahan menengah atas yaitu sebanyak 60,1 persen, sementara perumahan bawah atau RST 28,1 persen dan apartemen hak milik hanya sebanyak 5,7 persen.
Hal tersebut agak berbeda dibanding hasil survei pada 2020. Kala itu, 65,5 persen pengembang menyatakan bahwa perumahan bawah atau RST adalah produk yang paling memberikan kinerja terbaik, sementara perumahan menengah atas 25,4 persen dan apartemen jual sebanyak 16,3 persen.
Wakil Ketua DPD REI DKI Jakarta, Chandra Rambey pun membeberkan alasan pembangunan perumahan mewah tengah meningkat saat ini. Hal ini karena ketika terjadi pandemi COVID-19 pada 2020, orang-orang cenderung membeli rumah sederhana tapak karena harga yang terjangkau dan kebutuhan akan tempat tinggal.
"Yang paling terdampak dari pandemi itu kan yang menengah ke bawah, yang paling bawah, karena dia social safety-nya sudah habis tergerus. Nah, kalau yang atas pasti lebih kuat lah menahan efek dari pandemi itu, napasnya lebih panjang. Makanya memang yang bisa duluan recover (dari dampak pandemi COVID-19) pasti yang menengah ke atas juga, ini sudah takdirnya begitu," tuturnya dalam acara konferensi pers hasil riset 'Survei Perkembangan Industri Realestat 2023' di Kantor Sekretariat DPD REI DKI Jakarta, Rasuna Office Park, Jakarta
Pada 2020, orang-orang yang 'punya uang' lebih memilih untuk menahan pengeluarannya dalam membeli rumah karena keadaan yang tidak stabil. Akan tetapi, kini setelah keadaan lebih stabil, orang-orang tersebut baru mengeluarkan uang untuk membeli rumah. Maka dari itu ada pergeseran dari jenis rumah yang banyak dibangun dan dibeli oleh masyarakat.
"Jadi jangan diartikan yang FLPP tidak ada penjualan, cuma (penjualan) lebih baik memang yang menengah ke atas (tahun ini). Jadi yang menengah ke atas sudah berani invest lah. Dulu dia 'ah entar aja, nanti COVID-19-nya nambah, saving-nya habis' gitu. Kalau yang 2020 orang kan 'ya sudahlah beli aja (RST), kan butuh'. Mungkin volumenya juga lebih besar yang sekarang yang FLPP cuma ya disalip dengan yang menengah ke atas," ungkapnya.
Lokasi Rumah Mewah Yang Laris Manis
Di sisi lain, Ketua DPD REI DKI Jakarta, Arvin F. Iskandar membeberkan lokasi pembangunan rumah menengah ke atas paling banyak berada di perbatasan Jakarta dengan provinsi sekitarnya, misalnya Jakarta Barat serta perbatasan Jakarta Utara dengan Tangerang, Banten.
"Dan sekarang pengembangan itu untuk perumahan juga banyak di daerah Jakarta Timur, Jakarta Barat dan perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi. Paling banyak dengan komposisi range harga rumah starting Rp 600 juta sampai Rp 2 miliar, itu yang paling banyak diminati oleh calon-calon pembeli," ungkapnya.
Sebagai infomasi, survei ini dilakukan selama 3 bulan dari April-Juli 2023 terhadap anggota DPD REI DKI Jakarta. Riset ini dilakukan dengan metode pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Adapun anggota yang mengikuti survei tersebut sebanyak lebih dari 300 anggota.
Adapun, tujuan dari survei ini adalah untuk memberikan informasi sekaligus memudahkan pelaku usaha dan konsumen dalam mengambil keputusan. Bagi pelaku usaha bisa mendapatkan gambaran dan mengetahui persepsi para pengembang anggota sekaligus menjadi pedoman untuk merancang strategi pengembangan produk sesuai profil industri.
Sementara bagi pemerintah maupun stakeholder lainnya bisa digunakan untuk membuat kebijakan atau evaluasi tindakan untuk bisa menggerakkan roda ekonomi.